Kali ini, saya akan menulis tentang perasaan yang kerap menghampiri saya sejak akhir tahun lalu...
Yang terjadi di negara ini, perbedaan yang menjadi sebuah permasalahan, besar. Mungkin mereka lupa, negara ini merdeka karena kekuatan keberagaman.
Kepercayaan adalah tabu untuk diumbar. Terlalu suci berani untuk dipermasalahkan.
Karena seharusnya diletakkan didalam hati dan dilindungi dalam-dalam.
Sekelompok penyebar kebencian, yang hanya peduli akan apa yang dia anggap benar.
Pernahkan mereka memikirkan hal lain yang Ia ciptakan? Jika sesama saja kau beri murka, akankah kau memaafkan makhluk lain yang menurut egomu tak memberimu manfaat?
Dunia ini bukan hanya milik kita. Bumi ini untuk berbagi tanpa peduli apa yang kau percayai.
Jika kau percaya, amat sangat percaya dan yakin. Tak bisakah kau penuhi hasratmu itu, untuk dirimu sendiri saja?
Jika kau menganggap yang kau percayai itu paling benar, paling segala-galanya.
Mengapa kau membuat kepercayaan itu nampak hina?
Hanya karena kau mempercayai sesuatu, kau tak punya hak sama sekali untuk memaki apa yang kau tidak anggap lebih baik darimu.
Ingat, itu menurutmu...
Saya mengukir hidup ini dengan segala partikel kecil indah didalamnya. Mencoba menikmati indahnya rasa, warna dan aneka rupa yang Ia berikan. Saya berjuang menciptakan hidup yang saya inginkan, tanpa menghasut dan memaki apapun yang tak sejalan dengan pilihan saya.
Diri saya sendiri adalah yang tersulit untuk diperangi. Itu perjuangan saya tiap hari, demi kebaikan, kedamaian hati. Apa kau harus pertanyakan bagaimana cara saya mensyukuri nikmatnya? Sangat tidak etis, tidak bermoral..., bahkan tak pernah ada satu binatangpun yang berlaku seperti kau, orang-orang yang merasa tersuci. Karena saya hanyalah setitik dihadapan-Nya, yang saya inginkan hanya menikmati dan mensyukuri Maha Karya-Nya, dengan cara saya sendiri, dan itu yang akan saya semai didalam jiwa keturunan saya, dengan cinta bukan paksaan tak berujung, karena ini hidupnya, bukan hidup saya.
Jikalau yang kau debatkan hanya tentang itu-itu saja, mungkin hidupmu sudah tak lagi guna. Dan saya yakin, jika kau sudah dibawah tanah, tak ada lagi yang akan mengingatmu dengan indah. Dan mungkin mereka, bunga, rumput, daun, yang tumbuh liar, yang pasti kau lupa mereka pun penghuni bumi, kuyakin tak sudi mereka mengelilingi peristirahatanmu.
Mungkin, tanah merah-pun tak terpaksa...
Kawan...,
Bumi ini bukan cuma milikmu.
Bahkan anakmu, bukan seutuhnya milikmu.
Jangan lahirkan benih kebencian baru yang nantinya kau torehkan pada hati keturunanmu.
Karena benang merah kebencian, kekuasaan, ke-egoisan, harus putus.
Ia tidak buta, Ia tidak tuli, Ia Maha Segalanya, dan tidak sedikitpun Ia menyebar murka.
Hargai perbedaan diatas segalanya.
Karena kita semua diciptakan sama.
Lebih baikkah kau dibanding dia, dan dia, dan dia?
Bukan kau yang menilai, kawan..., bukan sama sekali.
Sampai jumpa, di alam sana...
Gunung Putri, 24 Januari 2017.
(Kimono dan Scarf by CINDIL)
No comments:
Post a Comment